Google
 

Saturday, March 29, 2008

Saint Anna Education Centre (SAEC)

Franchise business type: Education

Franchise capital investment: Rp. 75.000.000,-

Head office address:
Gading Griya Lestari Raya Blok C1 / 2
Jakarta Utara 14140
Phone. 021.4416766 / 021.4416761
mobile: 08176050824 Ms. Meinar
E-mail:ann1edu@yahoo.com


URL:http://www.saec-online.com/

Dengan mengusung konsep one stop learning, Saint Anna Education Centre adalah salah satu bisnis lembaga pendidikan terbaik sekaligus potensial.

Bisnis yang bergerak dibidang pendidikan tidak akan lekang oleh waktu dan tak akan mati oleh jaman. Sepanjang kehidupan manusia, pendidikan masih tetap menjadi kebutuhan. Apapun bentuknya. Tak salah, bila bisnis lembaga pendidikan terus tumbuh dan berkembang.

Namun demikian, di era yang sudah semakin maju, masyarakat semakin sadar akan pentingnya pendidikan. Masyarakat semakin cerdas memilih mana yang berkualitas atau tidak. Masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya investasi untuk pendidikan anak. Mau tidak mau hal itu memaksa beberapa lembaga pendidikan untuk me-respond kembali hakikat bisnis mereka. Maklum saja, saat ini lembaga pendidikan yang berkualitas dan menawarkan added value adalah yang dicari dan diburu.

Saint Anna Education Centre ( SAEC ) adalah contoh lembaga pendidikan yang paham dengan kebutuhan itu. Lembaga pendidikan yang didirikan sejak tahun 1996 ini menawarkan pendidikan yang berkualitas dan mampu memberikan added value lewat program-program yang ditawarkan. Program-program tersebut meliputi Bahasa Mandarin, Bahasa Inggris, Komputer, dan Bimbingan Belajar.

Menurut FX Budi, Komisaris SAEC, mayoritas masyarakat Indonesia berada pada level menengah-bawah dengan persentasi mencapai 70%. Lebih dari itu, mereka rata-rata memiliki anak dengan usia antara balita hingga remaja yang membutuhkan suatu pendidikan yang bermutu. Makanya, sejak awal didirikan, lembaga SAEC sengaja membidik segmen balita sampai remaja, kelas menengah-bawah, yang berada di kota-kota besar dan menengah seperti Jakarta, Tanggerang, Depok, Jember dan lainnya.

Kendati lembaga pendidikan saat ini begitu menjamur, SAEC tetap eksis lantaran memiliki banyak keunggulan. Salah satu keunggulan yang dimiliki SAEC yang tidak dimiliki lembaga pendidikan lain adalah

konsep one stop learning. Lewat konsep tersebut, anak yang belajar bahasa Inggris di SAEC, pada tempat yang sama dan waktu yang beriringan bisa juga sambil belajar
komputer bisa menikmati laboratorium bahasa, belajar bahasa mandarin hingga bisa ikut bimbingan belajar.

“Dalam pengajaran kami menggunakan audio visual. Buku-buku kami berdasarkan kurikulum dari Singapura dan juga diinspirasi dari Montessori, sehingga tidak hanya memanfaatkan penghapalan tetapi juga fungsi-fungsi
bahwa belajar itu harus enjoy dan fun,” kata Setiana Widjaja, Direktur Utama SAEC.

Tak salah, SAEC perkembangannya saban tahun terus membanggakan. Apalagi setelah mulai dikembangkan dengan sistem franchise pada pertengahan 2006 lalu, permintaan pembukaan cabang terus mengalir. Setelah membuka cabang di Daan Mogot (franchise), akan menyusul beberapa cabang lagi yang akan buka yakni di Cimone, Cikokol, Villa Regency, Peta Selatan Kalideres dan Griya Dadap Tangerang.

“Total cabang SAEC yang telah buka ada 3 yakni
di Gading Griya Lestari, Kelapa Gading dan Daan Mogot,” ungkap Setiana. Lantas, kenapa setelah difranchisekan
berkembang begitu cepat? Jawab Budi, karena SAEC telah terbukti proven dengan mampu eksis selama 10 tahun. Lebih dari itu SAEC adalah lembaga pendidikan
berprestasi pada tahun 2006 di tingkat nasional mewakili Jakarta.

“Hal ini menunjukkan betapa Diknas melihat kami
cukup potensial,” terang Budi bangga. Selain itu, tambah Budi, SAEC pun memiliki sebuah visi mulia, yakni visi kebangsaan. Hal tersebut sangat tercermin dari jingle lagu
SAEC yang menekankan semangat persatuan, kebangsaan, dan persaudaraan.



Investasi Rp 125 juta
Sebagai bisnis franchise yang bergerak di lembaga pendidikan, tentunya SAEC tidak lantas sendirian, dalam arti tanpa kompetitor. Kompetitor yang SAEC sangat banyak. Tetapi lantaran ceruk pasar yang digarap SAEC sangat segmented, ditambah konsep dan desain materi yang unggul
membuat tidak ada lembaga pendidikan lain yang secara langsung bersaing dengan SAEC.

“Kualitas kami lebih kompetitif. Termasuk kelengkapan sarana dan prasana kami lebih unggul,” imbuh Setiana bangga. Hal tersebut juga diakui oleh Bapak Fredy, franchisee SAEC yang telah memiliki 3 outlet. Menurutnya, ada empat alasan kenapa ia memilih SAEC sebagai pilihan bisnisnya.

Pertama, SAEC fokus membidik segmen menengah bawah yang notabene memiliki ceruk pasar terbesar.Kedua,sebagai lembaga pndidikan, SAEC menawarkan cakupanmulti program sehingga memiliki peluang yang lebih
besar untuk sukses.Ketiga, terhadap franchisee SAEC memberikan dukungan manajemen yang baik dan
keempat, SAEC sudah terbukti proven selama 10 tahun dengan jumlah siswa yang stabil dan banyak.

Bagaimana persyaratan menjadi franchiseenya? Jawab Setiana sangat mudah. Cukup hanya bermodalkan Rp 125 juta (termasuk franchise fee sebesesar Rp 75 juta untuk 5 tahun), investor sudah bisa memiliki bisnis lembaga pendidikan yang bermutu dan terbukti eksistensinya. Rinciannya, Rp50 juta untuk persiapan infrastruktur pendidikan seperti AC, kursi, kompiter, alatalat belajar dan lain sebagainya, dengan royalty fee sebesar 10% dari penghasilan kotor.


Tidak hanya itu, calon franchisee pun juga mendapat berbagai support dari franchisor hingga franchisee mampu berjalan mandiri. Mulai dari rekrutmen dan pelatihan guru
dan staf admnistrasi, penyediaan buku, program dan kurikulum hingga ke monitoring.

Lantaran segmen yang dibidik adalah menengah-bawah, maka harga per paket untuk mengikuti pendidikan di SAEC terbilang tidak mahal. Berkisar antara Rp 100 ribu hingga
Rp 150 ribu per bulan (untuk kursus 2x dalam seminggu). “Yang kami berikan adalah high value education untuk medium to low economic income,” lanjut Setiana.

Alhasil, dengan membidik pasar yang segmented dan memiliki demand besar, maka tingkat pengembalian investasi di SAEC ditengarai akan lebih cepat. Perkiraan Setiana, dengan hanya memiliki 20 siswa (tergantung berapa program yang diambil) maka BEP diprediksi bisa tercapai dalam kurun waktu 1–2 tahun.

Maka tak mulukmuluk, bila SAEC tahun ini menargetkan pembukaan 10 cabang baru lagi. Tidak hanya di sekitar Jakarta tetapi juga di kota-kota besar lainnya. Budi menambahkan, SAEC juga memiliki Program Playgroup dengan franchise fee sebesar Rp 50 juta.


Persyaratan:

1

Luas Bangunan yang dibutuhkan

Minimal 4 ruang ukuran 3 x 4 m2

2

Deskripsi Lokasi

Mudah dijangkau, bersih, dekat perumahan padat penduduk

3

Fasilitas Operasional yang harus dipenuhi

Meja, kursi, rak buku, Papan tulis, TV, DVD, Komputer, AC

4

Komposisi SDM yang mesti ada

Guru / pembimbing & administrasi

5

License Fee
Paket Rp. 75.000.000
4 Jenis produk

Kursus Bahasa Inggris
Kursus Bahasa Mandarin
Kursus Komputer
Bimbingan belajar

6

Royalti Fee

10 % dari penghasilan kotor

7

Lama Kontrak

5 tahun dan dapat diperpanjang

8

Lama pengembalian investasi

BEP : Minimal 100 murid, 1 tahun






No comments: